Catatan bisnis kali ini, lebih membahas mengenai bagaimana proses dibalik layar sebuah bisnis baru yang tidak semua orang ceritakan apa adanya. demi ilmu pengetahuan saya mencoba sedikit saja menceritakan apa yang terjadi. kali ini saya berhadapan dengan bisnis baru yang baru saja lahir, lagi-lagi bisnis berbau digital, ecommerce yang pada intinya ya jualan kan? ada enggak sih bisnis yang bikin lalu langsung berhasil?? hmm kalau bikin bisnis langsung berhasil sepertinya saya boleh dong minta informasinya hehehe
Selama perjalanan bisnis dari beberapa hal, fokus saya adalah bisnis baru yang akan mengembangkan dirinya ke market, entah kenapa selalu ujung-ujungnya bertemu dengan kasus yang mana bisnis itu baru dan bagaimana bisnis itu bisa minimal ada dimarket itu, ini biasa disebut NPD, atau new product development, bedanya skalanya bisnis/perusahaan. kita tahu, buat bisnis itu ribet pasti, mulai dari productnya, brandnya, belum lagi ngurus ini dan itu, tapi ketika bisnis pertama lahir itupun belum tentu berhasil, hal itu sudah menjadi rahasia umum para pebisnis pada masanya, tapi bisnis tanpa entrepreneurship rasanya akan sangat kurang, sama halnya seperti makan nasi padang tanpa sambal rendang, apa enak? ya kuranglah ya..
Justru, dalam bisnis yang menjadikan itu hidup adalah entrepreneurship dibaliknya, bagaimana bisnis itu bisa menceritakan kenapa dia bisa sampai ke level selanjutnya tanpa embel-embel orang dalam, yang mana benar-benar antara owner, Tuhan dan customer. hehehe jadi sedikit spiritualis tapi memang sebenarnya perjalanan entrepreneur adalah perjalanan spiritual yang mana antara keyakinan, kesempatan, logika dan daya juang diuji.
Kita tahu, beberapa sosial media banyak mereka selalu menceritakan keberhasilan menjadi seorang bisnisman, tapi…perlu diingat mereka sudah sampai dilevel tertentu. untuk yang mereka-mereka baru memulai bisnisnya, lebih baik ya terus berusaha, nama juga usaha kan? tidak cepat puas dan terus belajar, lupakan pencapaian banyak orang untuk saat ini, tapi fokus dengan apa yang ingin dicapai step by stepnya. salah satunya yang paling terlihat adalah tidak adanya hari libur, kenapa? bagi mereka waktu adalah peluang, dan setiap peluang harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, kecuali mereka sudah bisa berlibur dan semua berjalan dengan baik, mungkin akan beda. dalam membangun bisnis untuk pertama kali, pasti semua dikerjakan sendiri, adapun tim yang membantu yang akan fokus pada hal-hal inti bisnis saja, sedangkan semuanya akan serba multitasking, pengennya pasti semua pebisnis tidak kerja dapat banyak hasil? ya, memang itu adalah bentuk kenaifan para entrepreneur, mereka ingin orang lain bekerja tapi dia tidak bekerja? ya jangan berharap hasil yang baik, lihat bagaimana ini berjalan, ketika membangun sesuatu konsistensi, terus evaluasi adalah kunci untuk bisnis bisa masuk ke market dengan cepat.
Kapan akan berhasil? ya dilihat dari seberapa effort anda berjuang untuk mencapai KPI/target yang terukur. misalnya instagram akan mendapatkan reach jika sudah mencapai diatas 10k followernya, bagaimana agar bisa mencapai kesana? ya terus posting, terus meningkatkan reach yang mana awalnya dari 0 follower sampai ke 10k itukan butuh proses, dan proses itu hanya untuk orang-orang yang konsisten dan berkomitmen dengan apa yang sudah mereka mulai. lalu bagiamana jika mereka menyerah ditengah jalan? ya sudah, selesai dan mungkin apa yang mau dicoba targetkan tidak tercapai atau bisa saja melakukan hal lain yang lebih sesuai dengan dia.
Pada realitanya, khususnya bisnis digital membantun sebuah brand butuh konsistensi, terukur, tertarget dan penuh dengan komitmen karena sekali lagi, kita punya waktu yang sama-sama 24 jam, bisa kita habiskan seharian untuk tidur atau berlibur atau membantun brand kita sendiri, untuk menikmati liburan dimasa mendatang tanpa perlu bekerja.
Salam, M. Nahrowi