Tulisan ini adalah bentuk dari banyak representative yang saya temui dalam beberapa pekan ini, bertepatan dengan beberapa waktu penting yang membedakan antara kita adalah entrepreneur atau pegawai? ya benar, tanggal gajian, beberapa orang menanti tanggal gajian ditanggal ini sampai akhir bulan, sedangkan beberapa yang lain bertanggungjawab atas kelangsungan gaji banyak orang agar tepat waktu. disitulah perbedaan sebenarnya, the real entrepreneur tahu mereka bertanggungjawab untuk memberikan gaji pada tanggal ini, tapi beberapa yang menanti gaji artinya sebenarnya itu bukan benar-benar entrepreneur mungkin “intrapreneur”, itu sangat berbeda.
saya terpikir sebuah kalimat dalam kutipan seorang tokoh entrepreneur indonesia, kira-kira begini : saat kita memulai sebuah bisnis, kita belum mempunyai apapun, belum punya kenalan, belum punya kepercayaan, belum banyak relasi yang percaya mengenai bisnis kita, bahkan mungkin tidak ada yang mau kerjasama dengan kita. tapi, jika kita mau terus mencoba, belajar sedikit demi sedikit, akan ada orang asing yang membeli bisnis pertama kita, saat itulah kita mendapatkan kepercayaan pada bisnis kita pertama kali dan saat itulah kita belajar bagaimana awal menjadi seorang entrepreneur/pebisnis. tapi itu belum cukup, karena perjalanan baru dimulai.
Ada banyak hal yang perlu kita pelajari, dari mulai bagaimana kita berkomunikasi, memahami sebuah masalah yang ada, hingga bagaimana kita memberikan sebuah solusi dengan baik dan untuk siapa kita membuat solusi tersebut. pada dasarnya bisnis dibedakan menjadi 2 yaitu jasa dan produk.
Jasa adalah bentuk layanan berkala, terus berlanjut selama ada yang membutuhkan jasa kita, tapi jasa itu butuh sebuah layanan yang baik, layanan yang baik harus didukung oleh orang-orang yang perduli dengan sebuah masalah, tanpa itu maka layanan tidak akan berjalan baik, yang ada jadi acuh. bayangkan jika kita membeli sebuah sesuatu ditoko, lalu pelayannya jutek, marah-marah, disapa tidak jawab apa yang terjadi? pelanggan juga tidak mau datang lagi, begitupun dengan layanan, dimana kepedulian, problem solving, inisiatif menjadi hal penting dan itu tantangannya.
Produk, mungkin kita melihat orang-orang yang menjual produk itu mudah, tinggal jual dan untung, siapa bilang? proses pembentukan produk dibalik layar lebih sulit dibandingkan menjadi sebuah layanan yang ramah, produk yang baik itu asumtif, perlu dibuktikan dengan sebuah riset dan tidak hanya sekali, sebut saja saya mau bikin bisnis A, lalu bikinlah produknya, apakah langsung laku? faktanya TIDAK. produk memiliki version/revisi sampai produk itu disebut FINAL dan dibuktikan dengan diterimanya produk itu oleh masyarakat. kunci dari produk adalah tetap berubah dan berkembang, tidak ada yang bagus, selalu berevolusi dan bertahap, kita tidak diperkenanankan untuk bilang produk ini terbaik, mungkin benar saat ini itu yang terbaik, tapi posisi itu bisa bergeser bisa jadi sudah tertinggal dibulan depan, artinya PRODUK YANG BAIK ADALAH YANG TERUS BEREVOLUSI.
Dari kedua hal tersebut, jika kita memang benar-benar mau membuka bisnis kira-kira mau yang mana? jasa atau produk, jasa untuk siapa? produk untuk siapa? beberapa hal yang membuat banyak entrepreneur GAGAL adalah mereka membuat sebuah produk UNTUK MEREKA SENDIRI, bukan untuk pelanggan mereka, buat mereka itu bagus, tapi belum tentu dimata para pelanggan mereka, sehingga kembali kepersoalan awal, ternyata bisnis itu pada dasarnya adalah KEPEDULIAN terhadap sebuah masalah seseorang, sekelompok, entitas tergantung bagaimana cara kita melihat kepedulian itu, pertanyaanya setelah kita peduli skill apa yang perlu kita asah untuk memberikan solusi dari masalah itu? disitulah para entrepreneur berada.
Jadi, kalau masih belum ketemu mau buat apa, mungkin pekerjaan terbaik adalah pegawai kan? datang, absen, kerja, ikuti aturan, gajian setiap bulan dan hari libur setiap minggu. jadi bersyukurlah untuk bisa jadi pegawai tanpa perlu mengeluh masalah harus berangkat setiap hari, karena itu berharga buat para entrepreneur.
Salam, M. Nahrowi