Sosial media digital, menceritakan banyak hal dari mulai informasi hingga sebuah kisah yang sangat personal bagi pemiliknya. saya termasuk orang-orang yang suka mencari tahu apa yang membedakan satu dengan yang lainnya. bagaimana jika kita mempunyai sosial media dengan banyak penggemar, hingga sosial media yang khusus untuk kita sendiri. dan setelah mencoba semua hal itu saya simpulkan bahwa, sosial media merupakan sebuah tempat untuk bercerita, dan pemilik cerita berharap orang-orang yang terkoneksi dengan mereka juga suka dengan apa yang mereka ceritakan. jika tidak, mereka akan batal menceritakan itu.
Ini adalah era Digital 4.0 dimana butuh pendapat, persetujuan, hingga sudut pandang orang lain untuk menilai sesuatu itu baik atau tidak. bagus atau tidak. dan semuanya mengikuti budaya tersebut, padahal tidak juga. seperti contoh orang-orang yang mempunyai banyak penggemar dan tombol suka, masyarakat beranggapan mereka populer, dijadikan panutan hingga menjadi orang-orang top mind yang perlu untuk di ikuti. mereka suka aktif disosial media, berkata apapun baik itu benar atau salah, tapi semua orang suka padanya.
Disatu sisi yang lain, ada seorang profesor dengan keilmuan dan keahlian tertentu, setiap apa yang diposting atau apa yang diceritakan hanya mendapatkan sedikit penggemar, orang-orang tidak merasa tertarik dengan apa yang disampaikan, apa yang terjadi? didunia digital “ini adalah fenomena yang adil tapi juga tidak untuk sebagian orang” beberapa orang mengira membuat sosial media lalu terhubung dengan orang lain akan sangat mudah dan populer, saya seorang profesor dan ketika saya membuat sosial media pasti semua orang suka, apakah benar? ternyata tidak begitu.
sosial media untuk orang yang adil, ternyata ini adalah seni menjual : orang-orang yang pandai menjual apa yang mereka sampaikan, menarik orang-orang untuk terhubung dan mewakili apa yang orang-orang banyak alami lebih membuat banyak orang ingin tetap terhubung dengan akun tersebut, dibandingkan yang tidak. ada beberapa hal yang perlu kita lihat, contohnya dalam hal kategori kesukaan, semua suka berkomunitas, berkelompok hal tersebut membuat mereka merasa aman dan berani untuk mengemukakan pendapat. pada dasarnya seseorang punya rasa takut untuk menceritakan hal-hal kedalam dunia sosial media, hanya saja ketika mereka menemukan satu tempat dimana ada orang-orang berani, mereka menjadi ikut berani.
Ini adalah tentang seni menjual, siapa yang ingin kita wakili? dalam sosial media ada banyak hal kategori, apakah kita ingin menampilkan mengenai personal kita? keluarga kita? atau hal-hal yang telah kita capai? semua itu kita sebut niche. kita perlu memilih siapa yang ingin kita wakili, itulah yang menjadi kata kunci untuk penggemar kita nantinya, kita ingin fokus untuk mewakili orang-orang yang sedang memulai usaha barunya, artinya setiap apa yang kita sampaikan, ceritakan dalam sosial media tidak jauh dari cerita bagaimana memulai, mengembangkan sebuah usaha, dengan begitu orang-orang akan masuk kedalam cerita kita, termasuk sama-sama belajar. apakah itu bekerja dengan baik?
orang-orang merasa aman saat terhubung satu sama lain, ini yang kami maksut connecting the dot. dimana fenomena orang-orang akan merasa aman ketika dia tidak sendirian bersosial media, sama seperti dalam dunia sosial pada umumnya, orang-orang ingin bersama, butuh persetujuan, butuh pengakuan orang lain dan butuh apresiasi apa yang sedang kita lakukan. sosial media menangkap hal tersebut sebagai bentuk ekspresi, psikologis dan rasa untuk tetap terhubung dengan orang lain meskipun mereka tidak ada disatu tempat. mereka merasa aman. ini menarik, sehingga apakah follower banyak, like banyak itu penting? tergantung, siapa orang-orang yang ada terkoneksi dengan kita? Sosial media akan hidup jika kita saling ada interaksi, interaksi dibangun oleh rasa kenal dan saya nyaman untuk terhubung, untuk tetap terhubung kita perlu FIT dengan siapa kita dan siapa dia, jika follower banyak tapi tidak memberikan komunikasi, respon dan interaksi maka tidak lebih baik daripada memiliki hanya 100 follower tapi semua itu adalah orang-orang yang selalu tertarik mendengarkan kita dan mensupport kita dalam dunia internet. itu kenapa, kita bisa bedakan bahwa kebanyakan dari influencer sebenarnya mereka mengelola jutaan sosial media tidak sendirian, ada tim yang khusus mengelola itu semua, kenapa seperti itu?
Ini tentang kesehatan mental dan alasan seseorang membuat sosial media, saya akan sharing selanjutnya dikesempatan lainnya..
Beberapa referensi dari buku : seth godin, simon sinek.