Era digital terus bergerak dinamis, masyarakat terus berubah dan berkembang mengikuti apa yang terjadi setiap harinya, baik melalui media, televisi, lingkungan bahkan sosial media mereka. Adanya kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari dan bahkan pengambilan keputusan kita. Kita hidup di dunia yang terglobalisasi, yang menyiratkan arus informasi yang sangat besar. Kami memperoleh informasi ini dengan cara yang mudah dan sederhana dan menawarkannya dengan cara yang sama, misalnya, melalui jejaring sosial kami dan bagaimana kami melihat trend yang terjadi.
Konteks ini membuat kita tetap up to date pada semua berita dan menemukan tujuan wisata baru, produk baru, dll, dan semua ini mempengaruhi perilaku kita. Apakah Anda mempertimbangkan untuk membeli ponsel terbaru di pasaran? Apakah Anda merasa sangat membutuhkan untuk mendapatkan berita terbaru atau menjelajahi sesuatu yang baru? Apakah anda ingin mengikuti hal-hal yang dilakukan orang lain kebanyakan? kita akan bahas lebih detail, Lanjutkan membaca artikel ini berbicara tentang Neofilia.
Apa itu Neofilia?
Istilah neofilia secara etimologis berarti keinginan untuk sesuatu yang baru. Istilah ini menjadi terkenal melalui karya sosiolog Amerika Utara Everett Rogers. Dia mendefinisikan sekelompok konsumen “inovatif” dalam kelompok “konsumen awal” dalam arti sederhana adalah kelompok kebanyakan orang, yang lebih umum. Sementara itu, penulis New York Robert Anton Wilson menggambarkan Neophilia sebagai tipe kepribadian yang menyukai hal-hal baru.
Apakah neofilia termasuk penyakit? Neofilia sendiri bukanlah penyakit atau kelainan. Dalam beberapa publikasi ilmiah menyebutkan, ini merupakan sebuah fenomena, sebuah perilaku konsumen untuk mencintai, digambarkan sebagai obsesi untuk membeli produk baru di pasar, yang dapat diatasi dengan membeli produk tersebut. Bisa juga seperti takut tertinggal untuk mengikuti hal-hal baru yang sedang trend dalam market saat ini.
Disisi lain, American Psychiatric Association mendefinisikan neofilia sebagai keinginan kuat untuk sesuatu yang baru atau berbeda, seperti mencoba makanan baru. Ini juga menunjukkan bahwa istilah tersebut digunakan sebagai sinonim untuk “pencarian kebaruan”. Jangan pernah menggunakan istilah dalam definisinya yang mengajak kita berpikir bahwa itu adalah peristiwa patologis.
Kaitan fenomena neofilia ini, bisa digunakan sebagai upaya dalam market riset, khususnya untuk memprediksi kebaruan dimasa mendatang yang akan terjadi dimarket, bagaimana situasi trend, ekonomi hingga kebiasaan konsumen dari waktu ke waktu, tentunya dengan adanya forcasting dan timeline data yang bisa dijadikan salah satu acuan untuk membantu memprediksi itu.
referensi : APA, UMA, NEW YORK MARKET