Ada yang sudah mencoba kopi Starbucks versi kemasan kaleng? kopi ini baru saja diluncurkan dan dapat ditemukan di minimarket seperti Alfamidi, Alfamart atau Indomaret. Hal ini tentunya membuat netizen menjadi penasaran dengan rasa dari produk yang satu ini, karena dari dulu kopi Starbucks terkenal dengan kopi yang memiliki rasa yang unik dan terkesan premium. Namun tiba-tiba sekarang kopi brand mereka muncul diberbagai gerai sejajar dengan kopi kemasan lainnya. Apa sebenarnya yang sedang dilakukan Starbucks?
Nah kali ini akan sedikit mengulas mengenai apa strategi yang mereka sedang gunakan, Dengan rilisnya kopi Starbucks versi kemasan kaleng ini, tentunya ada pelajaran yang dapat kita ambil untuk kehidupan berbisnis. Apa saja itu? simak selengkapnya.
Dalam strategi produk, tentu ada yang namanya segmentasi dan juga placement, dimana hal itu berkaitan dengan siapa yang menjadi konsumen mereka, starbucks terkenal dengan tempat yang comfort untuk membicarakan hal-hal serius dan santai, memang mereka tidak sedang menjual kopi tapi mereka menjual experience, bahkan dalam penataan tata ruang, lampu, hingga aroma mereka menerapkan strategi khusus seperti neuromarketing, apa itu? nanti kita bahas kapan-kapan.
Kembali ke awal mula Starbucks bisa rilis ke minimarket, sebenernya ini adalah usulan dari PT. NESTLE INDONESIA yang mengakomodir pengkalengan dari starbucks, tahu kan susu beruang? itu juga produk kalengan dari nestle ini. Sudah dari dulu nestle ini bermain dengan minuman kalengan dari mulai kopi, susu dan lainnya tentu kita sudah sering melihatnya diminimarket. nah, lalu tercetuslah sebuah ide untuk membeli brand dari STARBUCKS ini dari mereka, dengan konsep mereka ingin menjadikan kopi ini punya segmentasi sendiri yang mudah dijangkau, tapi dengan lisensi NESTLE INDONESIA. Mereka tidak sedang membeli kopi, ya lagi-lagi mereka membeli sebuah brand. Brand yang sudah mature, memberikan kesan dan pengalaman bagi penggemarnya. sama halnya seperti tumbler yang ada logo starbucks harganya bisa 2x lipat dengan bahan yang sama-sama diproduksi.Â
Memang proses membangun brand tidak sebentar, kepercayaan, pengalaman dan juga emosional tidak bisa diciptakan dengan dibayar, ada hal yang lebih dari itu dan itulah yang membuat brand ini berharga. PT. NESTLE INDONESIA, menggunakan brand ini dengan identitas logo untuk menjelaskan bahwa ini adalah starbucks, otomatis ini menjadi viral diberbagai sosial media, point plus untuk mereka yang menggemari kopi ijo ini, secara tidak langsung mereka akan mempromosikan keunikan ini, ini yang disebut momentum. (mirip-mirip dengan MCD X KPOP) waktu dulu itu. cuma beda tenggat waktunya.
MICHAEL CONWAY, Selaku group president International & Channel Starbucks menyetujui hal ini, menurutnya ini ide yang menarik mencoba masuk ke pasar baru dengan tetap membawa keunikan yang mereka sudah jaga sejak lama. Ini adalah bentuk kolaborasi istilah lainnya adalah co-branding, jadi starbucks tidak mengeluarkan ini, tapi lisensi ini dikeluarkan kepada Nestle selaku co-brandingnya.
CO-BRANDING merupakan strategi yang digunakan dalam sebuah bisnis untuk mempertahankan penetrasi market, strategi ini sebenarnya malah berguna untu mempertahankan posisi starbucks ditengah banyaknya kopi baru yang bermunculan. Jika kita lihat, letak daripada kaleng starbucks ini dia akan disampingkan dengan kopi-kopi baru yang berstatus unicorn, atau kopi yang sejenisnya. Starbucks dengan sisi kopi premium kolaborasi dengan Nestle yang bersifat ekonomis, sehingga berpaduan mereka menjadi kopi premium yang tetap ekonomis untuk menciptakan market baru.
Apa Manfaat dari Co-branding?
1. Reduce Cost
– menggunakan merek yang sudah ada
– pengeluaran bersama
2. Reduce Risk
– menggunakan mereka yang sudah dikenal
– brand sudah terbukti berkualitas
3. Access New Market
– menggunakan hubungan dan kompetensi dari merek mitra
4. Spillover effects
– transfer benefit antara kedua belah pihak
Keep sharing, keep learning, keep healthy. salam. M. Nahrowi
Referensi : trend media, philip kotler, M. Nahrowi