Harvard Business Review merilis tulisan berjudul ”How to Build Brand Religion” dimana tulisan itu menyebutkan, fanatisme terhadap brand yang terbentuk muncul tidak beda jauh dengan penyebaran agama. Agama menyebar bukan karena pemimpin yang karismatis saja, tetapi karena semangat para pengikutnya, ada dasar-dasar kesamaan filosofi, sifat hingga sesuatu anutan yang sama, dan semua itu menyentuh emosional. Merek juga demikian, Semakin para pengikut atau konsumen bertemu dan berbagi ide, semakin emosional ikatan di antara mereka dengan merek fanatisme akan terbentuk dan mencari polanya.
Konsumen yang fanatik akan makin sering membeli dan makin kuat memeluk merek itu. Kita bisa melihat semisal peluncuran produk yang dengan berbagai cara membuat konsumen menunggu untuk mendapatkannya. Antrean panjang dan juga harga yang mahal tidak menjadi halangan. Haru biru di antara mereka merebak karena semua diolah dengan menggunakan teknologi digital sehingga mereka memiliki fanatisme yang lebih. Fanatisme condong juga terhadap kecintaan terhadap sesuatu yang berlebih, menjadikannya bagian dari jalan hidup dan bagian dari kehidupan dia. Lantas, bagaimana cara menciptakan fanatisme terhadap sebuah brand?
If you can get customers to become loyal to your brand, their lifetime value to your company will skyrocket.
Ajaklah mereka masuk dalam pengalaman, menjadikan mereka bagian dari hal penting untuk mengambil keputusan dalam setiap pembuatan pengembangan brand anda, miliki tujuan yang jelas dan mudah untuk dipahami siapapun. Tidak hanya itu, keramahan dan perasaan dekat menjadikan brand tidak formal dan mudah untuk bergaul dengan siapapun menjadi kunci, bagaimana pendekatan brand tersebut masuk dalam emosional seseorang.
Seni brand belajar dari cara seseorang berkenalan, dalam hitungan menit dan langsung menjadi akrab. Hal tersebut bisa tercipta dengan adanya trust terhadap sosial media, sebagai media untuk komunikasi, tidak hanya media, tapi bagaimana brand bisa mengenalkan dirinya terhadap orang baru, mereka siapa? lalu kenapa mereka harus hadir? apa pentingnya untuk mereka? yang mana merupakan orang baru yang belum tahu sama sekali brand tersebut. Brand harus mengenalkan diri dan menjadi bagian penting untuk sebuah komunitas. Bahkan bisa menjadi teman mereka yang mereka kagumi, sedekat itu brand dengan konsumen.
NEOFILIA | Social Media Master & Market Research, Innovation.